Entri Populer

17 Juni 2015

Pemimpin Yang Patut Diteladani




Mahmoud Sarbojihan lahir pada tanggal 28 Oktober 1956 di  Aradan. Ia lahir dari keluarga yang kurang mapan. Ayahnya bekerja sebagai tukang pandai besi. Masa mudanya diisi dengan kegiatan yang penuh dengan perjuangan untuk menimba ilmu.

Beliau diangkat menjadi Presiden Iran ke 6 pada 3 Agustus 2005. Hidup dengan keadaan susah membuatnya menjadi orang yang sangat sederhana. Beliau tak mau hidup dengan kemewahan. Terpilih menjadi Presiden Iran yang ke-6 tak menjadikannya seorang yang sombong dan lupa tentang kesederhanaan. Saat ia terpilih sebagai Presiden ia justru menjual aset mewah Negara dan menggantinya beberapa buah kursi klasik  untuk mengisi ruangannya.
Beliau juga tak gentar intimidasi negara adidaya. Pada masa pemerintahannya juga beliau memimpin pembangunan reaktor nuklir dan membangun senjata mahadahsyat: Nuklir Missile. Akan tetapi atas tindakannya ini Iran mendapatkan tudingan akan menyebabkan pecahnya keseimbangan dunia, dan mendapat reaksi keras dari negara Eropa dan Amerika.

Tapi kegiatan nuklir ini didukung oleh sebagian besar warganya, hingga akhirnya Presiden Ahmadinejad mengusir kedutaan besar Amerika dan Inggris dari Teheran, karena tindakannya ini, negara Salahhudin mendapat sanksi berupa embargo dari seluruh anggota PBB, tapi tak disangka bahwa ternyata Iran mampu memenuhi kebutuhan dalam negerinya dan merupakan negara tanpa utang luar negeri.

Beliau juga mendapat julukan seorang Presiden Terbaik yang Pernah Ada.
Beliau adalah satu satunya presiden yang mengambil gajinya hanya untuk kebutuhan hidup keluarga dan anak-anaknya, sisanya dikembalikan untuk kemaslahatan rakyatnya. Sebagai seorang muslim beliau merupakan  presiden yang agamis sekali. Ketika beliau mendengar adzan berkumandang beliau langsung bersimpuh beralaskan karpet dimanapun ia berada.

Prinsip hidupnya yang membawanya tetap dicintai dimanapun ia berada. Beliau selalu berprinsip menjadi orang yang sederhana dan selalu bersikap tanggung jawab. Menurutnya selalu menjadi orang yang sederhana adalah hal yang menjadikan diri lebih bersyukur. Serta tanggung jawab karena sebagai seorang muslim semua tindak dan perilaku kita akan dimintai pertanggung jawabannya di hari akhir nanti.  Hal itu pula yang beliau tanam dan ajarkan kepada anak-anaknya.

Sumber :

0 komentar:

Posting Komentar

Blog Archive